1.
Pengertian Dan Macam Macam Standar Moneter
Standar
moneter adalah sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk
di dalamnya peraturan tentang ciriciri/ sifat-sifat dari uang, pengaturan
tentang jumlah uang yang beredar (baik logam maupun kertas), ekspor-impor logam
mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand deposit (simpanan
yang setiap saat dapat diambil)
Standar uang
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Standar
kertas, adalah sistem keuangan di mana uang kertas berlaku sebagai alat
tukar/alat pembayaran yang sah dan tak terbatas, akan tetapi tidak ditukarkan
dengan emas dan perak pada bank sirkulasi.
b. Standar
logam (metalisme) yang dibedakan menjadi dua, yaitu monometalisme dan
bimetalisme.
1)
Monometalisme (standar tunggal) merupakan sistem standar moneter yang
menggunakan standar uangnya berupa satu buah logam mulia, bisa emas maupun
perak.
2) Bimetalisme merupakan sistem standar moneter yang
didasarkan pada dua logam. Sistem ini digolongkan dalam standar kembar, standar
paralel, dan standar pincang.
a) Standar kembar, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai standar uangnya. Dalam standar ini akan berlaku dua macam perbandingan emas dan perak, yaitu:
- perbandingan menurut pemerintah dalam bentuk uang, dan
- perbandingan menurut pasar dalam bentuk batangan emas.
b) Standar paralel, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai standar uangnya, tetapi perbandingan yang berlaku hanya satu macam yaitu menurut pasar saja.
c) Standar pincang, yaitu standar uang yang menggunakan emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat bayarnya.
Jika suatu negara menggunakan standar kembar atau bimetalisme, maka dalam negara tersebut akan berlaku Hukum Gresham, yang berbunyi “Bad money always drives out good money from circulation” artinya uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari peredaran.
Syarat berlakunya Hukum Gresham adalah sebagai berikut.
- Negara menggunakan standar kembar.
- Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik berupa emas maupun perak.
- Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa ataupun melebur uang emas maupun perak.
- Perbandingan emas dan perak menurut pemerintah dan pasar berbeda.
2. Macam-Macam Standar Moneter
Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.
a. Standar barang (commodity standard)
Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1) standar emas (the gold standard),
2) standar perak (the silver standard),
3) standar kembar (emas dan perak).
b. Standar kepercayaan (faith standard) atau standar kertas
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dapat kamu simak penjelasan masing-masing sistem moneter beserta kebaikan dan keburukannya.
a. Standar Emas
Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu negara bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. Di samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas.
Kebaikan standar emas di antaranya sebagai berikut.
1) Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas karena kegunaan dari logam ini.
2) A chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah timbulnya inflasi (kenaikan harga secara terus-menerus) dan deflasi (penurunan harga secara terus-menerus).
3) Automatic limitation on medium of exchange, artinya persyaratan minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito bank dapat menekan secara otomatis pada kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank.
4) Basic of international money system, artinya diterimanya uang kartal secara umum yang didasarkan pada emas dan karena nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai nilai standar internasional serta sebagai alat penukar.
5) Stimulus to international investment and trade, artinya standar emas dapat menggairahkan perdagangan internasional dan investasi.
6) Uniform international price system, artinya dapat membentuk harga internasional dari kegiatan ekspor dan impor emas di pasar bebas dan secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada harga-harga internasional.
Keburukan standar emas dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan, karena selama resesi kepercayaan terhadap uang hancur, sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk uang dan deposito bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki pemerintah dan memaksa untuk meninggalkan standar emas ini.
2) Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito.
3) Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita percayai, dan harapan penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi.
4) Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan dunia usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai uang jatuh.
5) Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam negeri.
b. Standar Perak
Standar perak adalah suatu sistem standar moneter di mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor perak tanpa batas. Standar perak mempunyai kebaikan dan keburukan yang sama dengan standar emas.
c. Standar Kembar
Standar kembar artinya suatu negara menggunakan dua logam sebagai logam standar, misalnya emas dan perak dengan perbandingan tertentu di antara kedua macam standar tersebut.
Kebaikan standar kembar di antaranya sebagai berikut.
1) Kurang memadainya penyediaan emas sebagai uang dan kredit, mendorong dipakainya standar logam kembar.
2) Dapat menciptakan kestabilan nilai uang daripada standar tunggal yang didasarkan atas emas.
3) Nilai dari cadangan emas juga akan lebih stabil karena produksi emas dan perak berubah-ubah dalam arah yang berlainan.
Sedangkan keburukan standar kembar yaitu berlakunya Hukum Gresham. Sebagai jawaban untuk mengatasi agar tidak terjadi kenyataan yang dikemukakan oleh Gresham dinamai dengan istilah Hukum Newton.
d. Standar Kepercayaan/Standar Kertas
Standar kepercayaan merupakan sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang sebagai alat pembayaran yang sah.
Kebaikan standar kepercayaan di antaranya sebagai berikut.
1) Terlepasnya dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan uang dan kredit serta memenuhi persyaratan perdagangan.
2) Akibat yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas otomatis dapat dihindari.
3) Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam.
Adapun keburukan standar kepercayaan antara lain sebagai berikut.
1) Tidak dikaitkannya dengan cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan kredit bank yang berlebihan.
2) Pencetakan uang adalah suatu hal yang mudah tetapi akan berakibat inflasi yang hebat (hyperinflation).
3) Dapat mengakibatkan fluktuasi harga atau nilai tukar valuta asing sehingga dapat menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.
a) Standar kembar, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai standar uangnya. Dalam standar ini akan berlaku dua macam perbandingan emas dan perak, yaitu:
- perbandingan menurut pemerintah dalam bentuk uang, dan
- perbandingan menurut pasar dalam bentuk batangan emas.
b) Standar paralel, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara bersama-sama sebagai standar uangnya, tetapi perbandingan yang berlaku hanya satu macam yaitu menurut pasar saja.
c) Standar pincang, yaitu standar uang yang menggunakan emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat bayarnya.
Jika suatu negara menggunakan standar kembar atau bimetalisme, maka dalam negara tersebut akan berlaku Hukum Gresham, yang berbunyi “Bad money always drives out good money from circulation” artinya uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari peredaran.
Syarat berlakunya Hukum Gresham adalah sebagai berikut.
- Negara menggunakan standar kembar.
- Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik berupa emas maupun perak.
- Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa ataupun melebur uang emas maupun perak.
- Perbandingan emas dan perak menurut pemerintah dan pasar berbeda.
2. Macam-Macam Standar Moneter
Standar moneter pada hakikatnya dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu standar barang dan standar kepercayaan.
a. Standar barang (commodity standard)
Standar barang adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar barang ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1) standar emas (the gold standard),
2) standar perak (the silver standard),
3) standar kembar (emas dan perak).
b. Standar kepercayaan (faith standard) atau standar kertas
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dapat kamu simak penjelasan masing-masing sistem moneter beserta kebaikan dan keburukannya.
a. Standar Emas
Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu negara bebas memperjualbelikan emas dengan harga yang pasti. Di samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas.
Kebaikan standar emas di antaranya sebagai berikut.
1) Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas karena kegunaan dari logam ini.
2) A chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah timbulnya inflasi (kenaikan harga secara terus-menerus) dan deflasi (penurunan harga secara terus-menerus).
3) Automatic limitation on medium of exchange, artinya persyaratan minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito bank dapat menekan secara otomatis pada kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank.
4) Basic of international money system, artinya diterimanya uang kartal secara umum yang didasarkan pada emas dan karena nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai nilai standar internasional serta sebagai alat penukar.
5) Stimulus to international investment and trade, artinya standar emas dapat menggairahkan perdagangan internasional dan investasi.
6) Uniform international price system, artinya dapat membentuk harga internasional dari kegiatan ekspor dan impor emas di pasar bebas dan secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada harga-harga internasional.
Keburukan standar emas dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan, karena selama resesi kepercayaan terhadap uang hancur, sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk uang dan deposito bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki pemerintah dan memaksa untuk meninggalkan standar emas ini.
2) Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito.
3) Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita percayai, dan harapan penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi.
4) Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan dunia usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai uang jatuh.
5) Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam negeri.
b. Standar Perak
Standar perak adalah suatu sistem standar moneter di mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor perak tanpa batas. Standar perak mempunyai kebaikan dan keburukan yang sama dengan standar emas.
c. Standar Kembar
Standar kembar artinya suatu negara menggunakan dua logam sebagai logam standar, misalnya emas dan perak dengan perbandingan tertentu di antara kedua macam standar tersebut.
Kebaikan standar kembar di antaranya sebagai berikut.
1) Kurang memadainya penyediaan emas sebagai uang dan kredit, mendorong dipakainya standar logam kembar.
2) Dapat menciptakan kestabilan nilai uang daripada standar tunggal yang didasarkan atas emas.
3) Nilai dari cadangan emas juga akan lebih stabil karena produksi emas dan perak berubah-ubah dalam arah yang berlainan.
Sedangkan keburukan standar kembar yaitu berlakunya Hukum Gresham. Sebagai jawaban untuk mengatasi agar tidak terjadi kenyataan yang dikemukakan oleh Gresham dinamai dengan istilah Hukum Newton.
d. Standar Kepercayaan/Standar Kertas
Standar kepercayaan merupakan sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang sebagai alat pembayaran yang sah.
Kebaikan standar kepercayaan di antaranya sebagai berikut.
1) Terlepasnya dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan uang dan kredit serta memenuhi persyaratan perdagangan.
2) Akibat yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas otomatis dapat dihindari.
3) Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam.
Adapun keburukan standar kepercayaan antara lain sebagai berikut.
1) Tidak dikaitkannya dengan cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan kredit bank yang berlebihan.
2) Pencetakan uang adalah suatu hal yang mudah tetapi akan berakibat inflasi yang hebat (hyperinflation).
3) Dapat mengakibatkan fluktuasi harga atau nilai tukar valuta asing sehingga dapat menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.
1.
Nilai
Internal Dan Nilai Eksternal
a. Nilai internal adalah
kemampuan suatu mata uang apabila ditukarkan dengan barang. Dengan kata lain,
nilai internal uang adalah daya beli uang terhadap barang dan jasa. Contoh uang
sebesar Rp200.000,00 dapat ditukarkan dengan 1 gram emas. Ini berarti nilai
internal uang Rp200.000,00 adalah sebesar 1 gram emas.
b. Nilai eksternal adalah kemampuan
uang dalam negeri apabila dibandingkan dengan mata uang asing (valuta asing).
Dengan kata lain yang dimaksud nilai ekster nal uang adalah
daya beli uang dalam negeri terhadap mata
uang asing atau lebih dikenal dengan
istilah kurs. Contohnya, uang Rp100.000,00 mampu ditukarkan
dengan 10 Dollar Amerika Serikat (US$ 10 = Rp100.000,00). Ini
berarti uang Rp100.000,00 mempunyai nilai ekster nal sama dengan 10
Dollar Amerika Serikat.
2.
Pengertian
Nilai Uang
Nilai uang atau daya beli uang merupakan kemampuan
uang untuk ditukarkan dengan barang atau jasa, maupun ditukarkan dengan uang
yang lain.
Nilai uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
berdasarkan asalnya dan ukurannya.
a.
Dilihat dari Asalnya
Berdasarkan
asalnya, nilai uang terdiri atas nilai nominal dan nilai intrinsik.
1. Nilai
nominal, yaitu nilai yang berdasarkan tulisan yang tertera pada uang.
2. Nilai
intrinsik, yaitu nilai yang berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat
uang.
b.
Dilihat dari Ukurannya
Berdasarkan
ukurannya, nilai uang terdiri atas nilai internal dan nilai eksternal.
1.
Nilai internal, nilai yang diukur oleh kemampuan uang
untuk tersebut ditukarkan dengan sejumlah barang dan jasa.
2.
Nilai eksternal, yaitu nilai yang diukur oleh
kemampuan uang tersebut untuk ditukarkan dengan sejumlah mata uang luar negeri
atau uang asing.
3.
Perubahan
Nilai Uang dan Kurs
Kurs (exchange rate) adalah harga sebuah mata uang
dari sutu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs
memainkan peranan penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan Karena kurs memungkinkan kita menerjemahkan
harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang sama. Bila semua
kondisi lainnya tetap, depresiasi mata uang dari suatu negara terhadap segenap
mata uang lainnya (kenaikan harga valuta asing bagi negara yang bersangkutan)
menyebabkan ekspornya lebih murah dan impornya lebih mahal. Sedangkan apresiasi
(penurunan harga valuta asing di negara yang bersangkutan) membuat ekspornya
lebih mahal dan impornya lebih murah.
Kurs sangat penting dalam pasar valuta asing (foreign
excahange market). Walaupun perdagangan valuta asing berlangsung di berbagai
pusat keuangan yang tersebar di seluruh dunia, teknologi telekomunikasi modern
telah mempertautkan mereka menjadi sebuah rangkaian pasar tunggal yang
beroperasi 24 Jam setiap hari. Salah satu kategori penting dalam perdagangan
valuta asing adalah perdagangan berjangka (forword trading), di mana beberapa
pihak sepakat mempertukarkan mata uang di waktu mendatang atas dasar kurs yang
mereka sepakati. Sedangkan kategori lainnya, yakini perdagangan spot (spot
trading) langsung melaksanakan pertukaran tersebut (ini biasanya untuk
keperluan-keperluan mendesak atau praktis).
Oleh karena kurs merupakan harga relative dari dua
set, maka layak biala kurs dianggap sebagai harga asset itu sendiri. prinsip
dasar penetapan harga asset adalah bahwa nilai asset saat ini ditentukan oleh
perkiraan daya belinya di masa mendatang. Dalam mngevaluasi asset, para
penabung (investor) selalu memperlihatkan aspek perkiraan imbalan (rate of
return) yang dibuahkan asset itu, atau tingkat pertambahan nilai investasi yang
tertanam dalam asset tersebut di waktu-waktu selanjutnya.Imbalan dari simpanan
yang diperdagangkan di pasar valuta asing ditentukan oleh suku bunga (interest
rate) dan perkiraan perubahan kurs.
Keseimbangan dalam pasar valuta asing mensyaratkan
adanya kondisi interest parity, yakni suatu kondisi di mana berbagai simpanan
dalam mata uang apa pun menawarkan perkiraan imbalan yang sama besarnya (bila
diukur atau dihitung dengan satuan yang sama). Bila suku bunga dan perkiraan
kurs masa mendatang tetap, kondisi interest parity menjamin adanya keseimbangan
kurs. Kurs yang tengah berlaku juga dipengaruhi oleh berbagai perubahan atas
perkiraan kurs untuk waktu mendatang. Sebagai contoh, apabila terjadi kenaikan
perkiraan kurs dolar/DM untuk masa yang akan datang, maka jika suku bunga
tetap, kurs dolar/DM yang tengah berlaku akan meningkat.
Kurs dapat pula disebut sebagai perbandingan nilai.
Dalam pertukaran dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan
nilai/harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang
disebut dengan kurs. Dalam kenyataannya, sering terdapat berbagai tingkat kurs
untuk satu valuta asing. Perbedaan ini timbul karena beberapa hal antara lain
perbedaan antara kurs beli dan jual oleh pedagang valas, perbedaan kurs yang
diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu pembayarannya, perbedaan dalam tingkat
keamanan dalam penerimaan hak pembayaran. Kurs beli adalah kurs yang dipakai
apabila para pedagang valas atau bank membeli valuta asing, sedangkan kurs jual
adalah kurs yang dipakai apabla pedagang valas atau bak menjual valuta asing.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Nilai Kurs
Tingkat
inflasi
Dalam pasar
valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk barang atau jasa
menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga
dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor
yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Contoh: jika Amerika sebagai
mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga
barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap
produk relatif mengalami penurunan.
Rasio uang
dalam daya beli (paritas daya beli) berfungsi sebagai titik nilai tukar yang
mencerminkan hukum nilai. Itulah mengapa tingkat inflasi berdampak pada nilai
tukar. Peningkatan inflasi di suatu negara mengarah pada penurunan mata uang
nasional, dan sebaliknya. Penyusutan inflasi uang di dalam negeri akan
mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar mata uang
mereka terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat inflasi yang lebih
rendah.
Aktifitas neraca pembayaran
Neraca
pembayaran secara langsung mempengaruhi nilai tukar. Dengan demikian, neraca
pembayaran aktif meningkatkan mata uang nasional dengan meningkatnya permintaan
dari debitur asing. Saldo pembayaran yang pasif menyebabkan kecenderungan
penurunan nilai tukar mata uang nasional sebagai seorang debitur dalam negeri
mencoba untuk menjual semuanya menggunakan mata uang asing untuk membayar
kembali kewajiban eksternal mereka. Ukuran dampak neraca pembayaran pada nilai
tukar ditentukan oleh tingkat keterbukaan ekonomi. Contoh, efek dari perubahan
tarif, pembatasan impor, kuota perdagangan, subsidi ekspor berdampak pada
neraca perdagangan. Ketika keseimbangan positif dalam perdagangan ada di muka
terdapat peningkatan permintaan untuk mata uang negara yang meningkatkan laju,
dan dalam hal keseimbangan negatif proses sebaliknya terjadi. Pergerakan modal
jangka pendek dan jangka panjang bergantung pada tingkat suku bunga domestik,
pembatasan atau mendorong impor dan ekspor modal.
Perbedaan
suku bunga di berbagai negara
Perubahan tingkat suku bunga di suatu negara akan
mempengaruhi arus modal internasional. Pada prinsipnya, kenaikan suku bunga
akan merangsang masuknya modal asing
Itulah sebabnya di negara dengan modal lebih tinggi tingkat suku bunga
masuk, permintaan untuk meningkatkan mata uang, dan itu menjadi mahal.
Pergerakan modal, terutama spekulatif “uang panas” meningkatkan ketidakstabilan
neraca pembayaran.
Suku bunga
mempengaruhi operasi pasar valuta asing dan pasar uang. Ketika melakukan
transaksi, bank akan mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal
nasional dan global dengan pandangan
yang berasal dari laba. Mereka lebih memilih untuk mendapatkan pinjaman
lebih murah di pasar uang asing, dimana tingkat lebih rendah, dan tempat mata
uang asing di pasar kredit domestik, jika tingkat bunga yang lebih tinggi. Di
sisi lain, kenaikan nominal suku bunga di suatu negara menurunkan permintaan
untuk mata uang domestik sebagai tanda terima kredit yang mahal untuk bisnis.
Dalam hal mengambil pinjaman, pengusaha meningkatkan biaya produk mereka yang,
pada gilirannya, menyebabkan tingginya harga barang dalam negeri. Hal ini
relatif mengurangi nilai mata uang nasional terhadap satu negara
Tingkat
pendapatan relatif
Faktor lain
yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah
laju pertumbuhan pendapatan terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan
pendapatan dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing.
Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta
asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia.
Kontrol
pemerintah
Kebijakan
pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk:
Usaha untuk
menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.
Usaha untuk
menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
Melakukan
intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang.
Alasan
pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
Untuk
memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.
Untuk
membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.
Tanggapan
atas gangguan yang bersifat sementara.
Berpengaruh
terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat
pendapatan
Ekspektasi
Faktor
terakhir yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi nilai
tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas
bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan
sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa
menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar
akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar
dalam pasar.
Sistem Kurs
Mata Uang
Menurut
Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku, yaitu:
sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs tertambat (pegged exchange
rate), kurs tertambat merangkak (crawling Pegs),sekeranjang mata uang (basket
of currencies), kurs tetap (fixed exchange rate).
Sistem kurs
mengambang
Kurs
ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur tangan
pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter apabila terdapat
campur tangan pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang terkendali
(managed floating exchange rate).
Sistem kurs
tertambat
Suatu negara
menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau sekelompok mata uang negara
lainnya yang merupakan negara mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan,
ini berarti mata uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara
yang menjadi tambatannya.
Sistem kurs
tertambat merangkak
Di mana
negara melaKukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara periodik dengan
tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai tertentu dalam rentang waktu
tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat mengukur
penyelesaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika dibanding dengan sistem
kurs terambat.
Sistem
sekeranjang mata uang
Keuntungannya
adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu negara karena
pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang
dimasukan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam
membiayai perdagangan negara tertentu.
Sistem kurs
tetap
Dimana
negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata uangnya dan
menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak
terbatas dalam kurs tersebut. Bagi negara yang memiliki ketergantungan tinggi
terhadap sektor luar negeri maupun gangguan seperti sering mengalami gangguan
alam, menetapkan kurs tetap merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.
Jenis
Perubahan Nilai Mata Uang atau Kurs Valuta Asing
Perubahan
nilai tukar atau kurs mata uang terdiri atas dua bentuk, yaitu apresiasi atau
depresiasi dan devaluasi atau revaluasi.
Apresiasi
atau Depresiasi
Naik
turunnya nilai tukar atau kurs mata uang suatu negara terhadap mata uang asing
bergantung sepenuhnya pada kekuatan pasar (penawaran dan permintaan), baik yang
timbul dari dalam maupun luar negeri.
Devaluasi
atau Revaluasi
Naik
turunnya nilai tukar atau kurs mata uang yang bergantung pada kebijakan yang
ditetapkan pemerintah.
Sumber :
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/04/nilai-uang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar